
Pagi itu, sekelompok mahasiswa PBC berkumpul di halaman kampus dengan wajah penuh semangat. Hari ini mereka tidak akan belajar di ruang kelas dengan tumpukan buku, tapi akan menyelami dunia seni yang langsung terhubung dengan alam—sebuah wisata edukasi Ecoprint yang menjanjikan pengalaman baru. Di luar ekspektasi mereka, hari ini bukan hanya tentang menggambar atau mencetak, tetapi tentang bagaimana alam mengajarkan mereka untuk berkreasi sambil melestarikan.
Ecoprint: Karya Alam yang Hidup
Setelah perjalanan yang cukup singkat, mereka sampai di sebuah komunitas seni berbasis alam yang terletak di pinggiran desa. Dikenal dengan teknik ecoprint, yaitu seni cetak alami menggunakan daun, bunga, dan berbagai bahan organik lain, tempat ini seolah menyambut mereka dengan aroma tanah basah dan udara yang segar.
“Selamat datang, mahasiswa PBC!” seru Bu Tika tim MBL, pengelola workshop, sambil tersenyum. “Hari ini kita akan belajar bagaimana alam bisa menjadi media karya seni. Kalian akan menggunakan daun-daun ini untuk mencetaknya di kain, dan menghasilkan pola-pola indah yang berasal dari alam itu sendiri.”
Di hadapan mereka terhampar beraneka ragam daun, bunga, dan bahan alami lainnya. Para mahasiswa terlihat terpesona, beberapa tampak tidak sabar untuk mencoba, sementara yang lain tampak bertanya-tanya, “Bagaimana cara alam bisa menjadi sebuah karya seni?”
Mencetak Keindahan Alam dalam Setiap Helai Daun
Tim MBL mulai menjelaskan langkah demi langkah teknik ecoprint. Mereka harus memilih daun atau bunga yang mereka sukai, kemudian meletakkannya di atas kain yang telah disiapkan. Setelah itu, mereka menekan daun menggunakan palu atau alat khusus, hingga menghasilkan pola yang menakjubkan.
“Proses ini mengajarkan kita bahwa setiap unsur alam, meski terlihat sederhana, bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Begitu juga dalam kehidupan, kadang hal-hal kecil yang kita anggap biasa bisa menjadi sangat berarti,” kata Bu Tika dengan penuh semangat.
Beberapa mahasiswa, yang biasanya lebih suka menulis atau berbicara tentang sastra, kini menemukan diri mereka tenggelam dalam proses kreatif yang berbeda. Maya, seorang mahasiswa yang terkenal suka menulis puisi, kini sibuk memilih daun-daun kering yang akan dicetak di atas kain. “Ini seru juga ya,” ujarnya sambil tertawa. “Rasanya seperti menulis puisi, tapi menggunakan daun-daun yang ada di sekitar kita.”
Sementara itu, Kasih, seorang mahasiswa yang gemar seni, mulai bereksperimen dengan komposisi daun untuk menciptakan pola yang unik. “Ini bukan hanya tentang seni, tapi juga tentang bagaimana kita bisa menghargai dan menjaga alam melalui karya ini,” katanya.
Berkreasi dan Menghargai Alam
Setelah proses mencetak selesai, mereka duduk bersama untuk mengamati hasil karya mereka. Semua tampak takjub dengan pola-pola yang muncul dari proses ecoprint—daun-daun yang biasa kini tampak lebih hidup, membentuk gambar yang begitu natural dan memikat. Beberapa mahasiswa bahkan berdecak kagum, tak menyangka bahwa mereka bisa menghasilkan karya seni yang begitu menakjubkan hanya dengan bahan alami.
Namun, ada lebih dari itu. Mereka menyadari bahwa teknik ini juga mengajarkan mereka tentang pentingnya pelestarian alam. “Kami belajar untuk menghargai alam dalam setiap sentuhan karya yang dihasilkan. Ini bukan hanya tentang seni, tapi juga tentang bagaimana kita bisa menjaga bumi agar tetap memberikan kita keindahan,” kata Aldi, mahasiswa yang aktif dalam berbagai kegiatan lingkungan.
Membangun Kesadaran Bersama
Tidak hanya belajar tentang seni, kegiatan ini juga menjadi wadah untuk berkolaborasi dengan alam dan masyarakat sekitar. Tim MBL, yang sangat peduli dengan keberlanjutan lingkungan, mengajak mereka untuk mendukung proyek-proyek pelestarian yang ada di kawasan tersebut, dengan cara membeli produk ecoprint dari komunitas lokal.
“Jika kalian membeli karya seni ini, kalian turut mendukung pelestarian alam dan membantu ekonomi masyarakat sekitar,” jelas Tika. “Setiap karya adalah usaha untuk menjaga alam dan memberikan manfaat lebih kepada masyarakat.”
Mencetak Karya untuk Masa Depan
Hari itu, para mahasiswa PBC tidak hanya mendapatkan pengalaman baru dalam dunia seni, tetapi juga sebuah pelajaran berharga tentang hubungan antara seni dan alam. Mereka pulang dengan karya ecoprint di tangan dan pikiran yang lebih terbuka tentang bagaimana seni bisa menjadi cara untuk menyuarakan pesan pelestarian alam.
Sebagai mahasiswa PBC, mereka kini memiliki perspektif baru tentang bagaimana bahasa dan seni bisa digunakan untuk mengajak orang lain menjaga alam, mulai dari puisinya yang menginspirasi hingga karya seni ecoprint yang mengedukasi


