Pelatihan membatik dari Kampus UMRAH

Bintan 13 Agustus 2023

Halo sobat wisata semoga dalam keadaan sehat selalu yah, udh lama banget ni mimin tdk update karna kesibukan yang padat heheeh. Tetap semangat y simak kegiatan tim mbl.. 

Pada kesempatan ini tim MBL mendapatkan kesempatan kegiatan pelatihan pengolahan pembuatan zat warna alami dari buah spesies Rhizophora spp, sebagai pewarna Batik ramah lingkungan untuk pengembangan Pariwisata Bahari”pada kegiatan PKM Oleh Dosen UMRAH di Bintan.

Keindahan dan Keunikan Batik dengan Pewarna Alami

Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia. Selain motif-motifnya yang sarat akan makna dan filosofi, batik juga dikenal karena proses pembuatannya yang penuh dengan seni dan keterampilan. Salah satu aspek penting dalam pembuatan batik adalah pewarnaan kain, dan di sinilah pewarna alami memainkan peran yang signifikan.

Mengapa Memilih Pewarna Alami?

Penggunaan pewarna alami dalam pembuatan batik memiliki banyak keunggulan. Pewarna alami berasal dari tumbuhan, hewan, atau mineral yang ada di alam, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan pewarna sintetis. Selain itu, pewarna alami sering kali memberikan hasil warna yang unik dan tidak bisa diduplikasi dengan pewarna buatan.

Sumber Pewarna Alami

  1. Indigo (Indigofera tinctoria): Salah satu pewarna alami yang paling terkenal untuk batik adalah indigo, yang memberikan warna biru khas. Daun tanaman indigo difermentasi untuk menghasilkan pewarna biru alami.

  2. Soga (Peltophorum pterocarpum): Soga digunakan untuk menghasilkan warna cokelat dan kuning. Pewarna ini diambil dari kulit kayu atau akar tanaman.

  3. Tingkudu (Morinda citrifolia): Tingkudu, atau yang lebih dikenal sebagai mengkudu, memberikan warna merah hingga oranye. Pewarna diambil dari akar tanaman mengkudu.

  4. Kayu Tegeran (Cudrania javanensis): Kayu tegeran memberikan warna kuning yang cemerlang. Kulit kayu ini digunakan sebagai bahan pewarna alami.

Proses Pewarnaan dengan Pewarna Alami

  1. Persiapan Kain: Kain yang akan diwarnai harus dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran dan zat-zat yang dapat menghalangi penyerapan pewarna.

  2. Pembuatan Larutan Pewarna: Bahan pewarna alami direndam dan direbus dalam air untuk mengekstraksi zat warnanya. Proses ini bisa memakan waktu beberapa jam hingga beberapa hari tergantung bahan yang digunakan.

  3. Pewarnaan Kain: Kain dicelupkan ke dalam larutan pewarna beberapa kali untuk mendapatkan intensitas warna yang diinginkan. Setiap celupan diikuti dengan proses pengeringan.

  4. Fixation: Setelah pewarnaan, kain biasanya direndam dalam larutan yang mengandung zat pengikat (mordant) untuk memastikan warna menempel dengan baik dan tidak mudah luntur.

Keindahan yang Alami dan Berkelanjutan

Batik dengan pewarna alami tidak hanya indah, tetapi juga mewakili keberlanjutan dan penghargaan terhadap alam. Dengan memilih batik berpewarna alami, kita turut serta dalam menjaga lingkungan dan melestarikan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Penggunaan pewarna alami dalam batik merupakan bentuk seni yang memadukan kreativitas dengan kekayaan alam Indonesia. Warna-warna alami yang dihasilkan tidak hanya memikat mata, tetapi juga menceritakan kisah hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Kesimpulan

Menggunakan pewarna alami dalam proses pembuatan batik bukan hanya sekedar pilihan estetika, tetapi juga langkah penting dalam menjaga lingkungan dan melestarikan warisan budaya. Mari kita dukung penggunaan pewarna alami dalam batik dan bangga dengan produk budaya yang ramah lingkungan.

Terimaksih Dosen Nancy Willian dan teman” dari kampus UMRAH atas support yang luar biasa serta Dosen Henky Irawan yang tidak pernah lelah untuk membina tim MBL. serta terimksh kpd seluruh peserta adik” remaja masjid yuk terus semangat dan berkarya 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *